Beberapa bulan sebelum tamat kuliah tahun 2001 yang lalu saya sudah bertekad akan pergi ke Jawa setamat kuliah. Saya sudah berencana untuk mencari pekerjaan di Jawa sekaligus menabung dana untuk kuliah lagi di Jawa.
Tapi apa yang terjadi kemudian? Dua minggu sebelum saya diwisuda bulan juli 2001, saya mendapat tawaran pekerjaan di Kisaran dengan gaji relatif ‘menggoda’. Mengingat saat itu adik saya sedang mengikuti bimbingan untuk test PTN maka saya memutuskan untuk berangkat ke Kisaran seminggu sebelum saya wisuda. Dan akhirnya saya bekerja di Kisaran selama 2 tahun terhitung sejak Juli 2001-Juli 2003.
Selama bekerja di Kisaran saya sering bergumul akan mimpi saya untuk bisa kuliah lagi di Jawa. Tetapi mengingat saya harus membiayai kuliah adik saya sehingga saya harus bertahan agar tetap bekerja di Kisaran.
Menabur dalam ‘moment ketidakpastian’
Walau setiap harinya selama di Kisaran hati saya masih tergoda untuk meninggalkan kota Kisaran, saya tetap belajar setiap harinya. Saya melahap banyak buku-buku bahasa Inggris tentang metode pengajaran, tata bahasa dan pembuatan materi belajar yang menarik. Saya juga banyak melahap buku-buku tentang kepemimpinan.
Setelah 2 tahun di Kisaran, abang saya mengajak saya untuk membantu dia cara membuka kursus bahasa Inggris di Sidikalang. Akhirnya dengan modal seadanya saya membuka kursus bahasa Inggris the ark school sejak Januari 2004. Tahun demi tahun, walau perlahan, kursus the ark school ini mengalami perkembangan.
Unfortunately, abang saya tidak serius membekali dirinya dalam hal cara mengelola dan mengembangkan usaha. Justru saya yang sangat banyak belajar dengan membaca banyak buku tentang pengembangan usaha. Saya juga rajin mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pengajaran dan pengelolaan usaha.
31 Desember 2006, tepatnya malam tahun baru, saya berdoa sendirian di rumah the ark school. Saat itu saya memohon petunjuk Tuhan akan rencana masa lalu saya untuk pergi ke Jawa. Saat itu saya menyapaikan rencana saya kepada Tuhan bahwa saya akan berangkat ke Jawa bulan Juli 2007. Saya menetapkan waktu selama satu semester untuk mengujinya. Saya sudah share ke kedua adik saya kalau saya ada rencana pergi ke Jawa. Saya berpesan ke mereka agar tetap melanjutkan mengelola the ark school.
Setelah satu semester berlalu, Tuhan tetap meyakinkan saya untuk tetap tinggal di Sidikalang. Kemudian saya berdoa kembali, “Tuhan, jika Engkau menghendaki aku tetap tinggal di Sidikalang, berkatilah the ark school ini, dan berikanlah petunjukMu agar saya menemukan teman hidup yang sepadan dengan saya dan agar saya bisa segera menikah”, demikian doa saya saat itu.
|
'pasca wedding' Helvetia Medan |
Akhirnya, Juni 2008, saya menikah dengan mantan pacar saya ketika kami masih kuliah. Sebelum kami memutuskan menikah, saat itu pacar saya yang sekarang sudah menjadi istri saya bertanya,”Setelah menikah kita tinggal di mana?” “Di Sidikalang lah”, jawab saya singkat. “Lho, jangan gitu donk, saya lahir dan bertumbuh di Medan. Saya belum pernah tinggal di luar kota Medan.. jadi kita harus tinggal di Medan donk…” demikian istri saya berargument. “T’rus… pesta pernikahan kita dimana?” dia bertanya lagi. “Di kampung orang tua saya lah. Biasanya pesta kan di rumah pihak laki-laki”, ucap saya menyatakan keinginan saya. “Ahh, gak mau. Pokoknya pesta harus di Medan”, dia ngotot dengan keinginannya. Akhirnya, kami buat pilihan. Jika pesta pernikahan di Medan, maka setelah pesta tinggal nya di Sidikalang. Dan sebaliknya. Saya lebih memilih untuk tinggal di Sidikalang. Dan istri saya lebih memilih pesta pernikahan di Medan. Benang merahnya dapat. Pesta pernikahan di Medan dan kemudian kami tinggal di Sidikalang. Demikian proses ceritanya maka akhirnya hingga sekarang kami tinggal di Sidikalang.
|
I and my daughter Valerina Lois |
Bill Purvis, gembala jemaat senior sebuah gereja besar di Columbus, Georgia berkata, “Jika Anda mengerjakan apa yang dapat Anda kerjakan, dengan apa yang Anda miliki, di mana pun Anda berada, Tuhan tidak akan meninggalkan Anda di mana pun Anda berada, dan Dia akan menambahkan apa yang Anda miliki.”
Therefore, walau sedang berada dalam ketidakpastian… marilah kita tetap melangkah, menabur, hingga suatu hari kelak kita akan menuai setiap hal yang pernah kita tabur.
_wanditambunan_